Selasa, 26 November 2019

Lucky,.. Istirahat

Lucky,. .
Semakin dewasa ternyata semakin melelahkan.. Berbeda dengan waktu kita masih kecil, dengan penuh energiknya mengayuh sepeda ke rumah tetangga.. Walau, mama seringkali mengomel supaya aku bisa tidur siang..

Ah, nasehat lama..


Sekarang aku sudah besar dan,.. Yah, tidak ada lagi kata suruhan " tidur siang".  Yang ada malah, jangan bangun kesiangan khekhekhe~


Lucky,.. 

Ingin rasanya aku beristirahat sejenak,. Beristirahat dari sesuatu yang mengejarku, yang tak ku ketahui itu apa. Rasanya ingin mengambil liburan, walau itu tak mungkin. Banyak hal yang membuatku ingin bersantai di pinggir pantai sambil menikmati lukisan Tuhan yang sangaaaat indah... Persis dua tahun yang lalu...



Dua tahun yang lalu, aku pergi ke Bali... 

Satu-satunya pengalaman dalam hidupku melihat pantai dengan sesantai itu,.. Setelahnya, aku hanya melihat pantai bila ada praktikum. Dan yang pasti, itu gak santai. Aku praktikum, bukan tamasya.

Saat itu,. Mentari Sanur hangat memeluk,. Bak filter pada smartphone, semua pemandangan begitu indah. Begitu bercahaya. Dan aku menyukainya.. Perasaan  tenang yang membuat ketagihan..


Jika aku boleh mengaku, aku bukanlah anak pantai. Yang begitu terobsesi dengan pantai. Aku hanyalah seorang gadis yang mencintai suasana damai. Entah dimana pun itu. Tentunya, suasana itu gak jauh-jauh dari alam, dan kamarku. Hehehe



Ya, kamarku. Istanaku, tempat aku berkhayal ini dan itu. Membangun puing-puing mimpi dari rancangan doa serta keinginan. Aku damai di dalamnya,. karena aku membiarkannya begitu. Mentari sore yang menembus jendelaku, membuatku bahagia entah dari mana. Introvert, itu yang mereka bilang. Yah, aku mengakui itu. Banyak hal yang ingin kuceritakan padamu, tapi aku tak yakin aku mampu. Kau tahu, sangking banyaknya aku hampir bingung mau memulai darimana. Jadi kubiarkan perasaanku yang menuntun untuk mengetik ini dan itu...


Lucky,..


Aku memang memiliki sedikit teman. Bukan aku tak pandai bergaul, hanya saja... Aku terlalu extreme! Pada dasarnya adalah aku terlalu banyak bicara, membuat orang lain jengah mendengarku! Lucu bukan!? Yah, aku cerewet dan blak-blakan. Naif lebih tepatnya. Membuat orang lain suka namun membenci secara bersamaan. Mereka tahu aku benar dan mereka tahu mereka salah, tapi tentu saja,. setiap orang akan membela diri mereka masing-masing. Pengalaman masa lalu telah banyak mengajariku,. mematikan obsesiku, ambisiku, atau apaapun itu kalian menyebutnya. Yang ada sekarang adalah sifat "cuek" akibat trauma masa lalu.


Lucky, aku sudah berdamai dengan diriku sendiri. Aku mengikuti alur yang seharusnya aku ikuti. Aku tahu, terkadang itu membuatku sakit. Dimana aku tak diperhatikan dan disisihkan,. Tapi aku sadar. Siapa aku bagi mereka? Aku hanyalah seorang anak manusia yang "Oke, kami bisa hidup tanpamu"- Tak berarti. Aku tiadapun kuyakin mereka tak masalah.


Lucky, jangan anggap apa yang kutulis saat ini adalah pesan terakhirku padamu. Tidak, aku tak selemah itu. Aku masihlah seekor harimau, walaupun sudah dijinakan, aku tetaplah kuat. Aku masih kuat lebih tepatnya. Bukannya apa menyamakan diriku dengan harimau, tapi aku memang bershiokan harimau. 


Aku tidak lemah, sehingga mengharuskanku untuk mengambil pisau dan menggoreskannya ke nadiku. Aku tidak lemah, sehingga mengambil tali dan mengikatkannya pada leherku - Aku tidak mau bunuh diri. Lucky,. Aku masih punya iman.


Lucky,.. Aku tidak tahu siapa yang akan membaca blog ini pada nantinya, mungkin saja catatan ini ditemukan oleh orang asing atau mungkin juga oleh orang terdekarku. Yang jelas, siapapun itu yang membaca blog ini,..


Tolong sayangi dan perhatikan aku! Aku tidak seburuk itu! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar