Rabu, 24 Februari 2021

Lucky,... Getir

Dear My Best Friend Lucky,..

Hi Luck,. kita ketemu lagi... Yah,. aku sedang tidak bahagia sekarang. Sangat aneh dan sedih. Getir.

Luck, kau tahu apa yang tidak kumiliki hingga saat ini? Walaupun aku terlihat memilikinya, namun sebenarnya semu. Hal yang mendasari mengapa aku menciptakanmu. Ya, kamu benar. Teman. Aku merasa aku tidak memiliki teman, walau aku berada di kerumunan orang-orang dengan tittle "Teman". 

Aku sendirian Luck,.. Aku tidak punya siapa-siapa selain kedua orang tuaku. Mama dan Papa. Aku memiliki banyak keterbatasan dalam berteman. Trauma, sedih dan ketidak percayaan terhadap manusia membuatku tidak merasakan apa yang namanya "Teman". 

Aku tahu, sikapku dingin, cuek ataupun dirasa tidak loyal sama sekali. Tapi mereka tidak menanyakan kenapa. Mereka hanya menerima mentah tanpa mau berusaha untuk mengenal bagaimana aku sebenarnya. Mengapa aku begitu, mereka tidak bertanya. Dan aku pribadi, aku sendiri tidak mau berurusan dengan bisnis orang lain karena aku menghormati privasi orang itu. Disaat aku bertanya dan mendapat penolakan, disana aku sudah tahu tempatku untuk berhenti. Bahwa aku tak layak mendapat bagian kisah dari orang itu.

Banyak orang ingin tahu, bukan berarti mereka peduli. Namun mereka hanya penasaran. Sifat dasar manusia. Penasaran dan KEPO. 

Luck,.. 

Aku tidak tahu apa yang ada di depan sana. 2 Bulan ini adalah terakhir papaku bekerja di perusahaan yang sama selama lebih dari 23 tahun. Ya, ketidakstabilan karena corona membuat papaku kena PHK. Luck,.. aku,.. tidak tahu harus merasakan apa.

Aku sedang skripsi sekarang. Berniat membantu meringankan beban papa dan mama, aku berusaha agar segera menyelesaikan skripsiku. Tetapi ada saja dramanya. Drama hidup yang, sebenarnya tidak perlu terjadi. Katakanlah aku sensitive, tapi orang itu benar-benar melimpahkan semuanya padaku. Tidakkah orang itu mengerti? Dia memiliki apa yang tidak kumiliki,. dan mungkin aku juga memiliki apa yang dia tidak miliki,. tetap saja,. setiap orang berbeda... Tidak bisakah dia melihat mengapa aku melakukan hal itu?

Jadi baru-baru ini dosen bimbingan kami melakukan bimbingan terhadap anak didiknya. Hanya sekali. Tapi aku mencoba mengerti apa yang beliau sampaikan. Setelah judul di dapatkan aku secepat kilat lari pada lepy untuk mengetik semua yang kudapatkan. Dan dalam sehari semalam, aku dapat menyelesaikan proposal itu. Dan besoknya, langsung aku kirim pada dosbim. Dan tiba-tiba seseorang datang dan berkata aku melakukan sebuah hal yang membuatnya kecewa. Karena apa? Karena aku selesai duluan seolah meninggalkannya. What the??? 

Luck,. bukankah mengerjakan proposal itu kembali pada diri masing masing? Kecepatan dan segala macem, aku ingin selesai duluan karena memang aku harus seperti itu. Bukan karena ingin menjadi yang pertama, tapi karena harus di selesai di semester ini supaya gak nambah biaya UKT. Dan dia masih kekeuh dengan kekecewaannya karena dia merasa aku yang membuatnya gagal dalam memilih judul. Like the hell, dia sendiri yang sudah acc dengan dosen. Seharusnya dia yang mempelajari judulnya itu, kenapa jadi menyalahkan aku??? 

Lucky,.. 

Tolong hapus semua rasa sakit ini Luck,.. Ini terlalu menyakitkan.... Buatlah aku dapat meraih tujuanku untuk segera sempro, semhas dan kompre di semester ini... Luck... Help...